Jumat, 29 March 2024
  • (0473) 21001
  • litbang.lutra@gmail.com

Gelar Seminar Hasil Penelitian Tumbuhan Aromatik, Balitbangda Buka Jalan Pengembangan Sinangkala

Gelar Seminar Hasil Penelitian Tumbuhan Aromatik, Balitbangda Buka Jalan Pengembangan Sinangkala Seminar Hasil, Selasa (27/11)

Balitbangda.luwuutarakab.go.id,  Kekayaan alam Kabupaten Luwu Utara laksana samudera tak bertepi, demikianlah ungkapan yang pas untuk menggambarkan kekayaan alam di daerah ini, semakin ditelisik makin terlihat besarnya anugerah Tuhan tersebut.

Pada seminar hasil penelitian identifikasi jenis dan kandungan tumbuhan aromatik di Kabupaten Luwu Utara kerjasama Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Luwu Utara  dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar yang diselenggarakan di Aula Bappeda Kabupaten Luwu Utara, Selasa (27/11), terungkap potensi sumber daya alam yang selama ini belum banyak dikenal yaitu potensi tumbuhan aromatik.

Selain gaharu dan nilam yang telah dikenal luas oleh masyarakat, Luwu Utara memiliki banyak jenis lain tumbuhan aromatik yang berpotensi untuk dikembangkan.

Ir. Misto Tim Peneliti dari BP2LHK dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa terdapat 23 jenis tumbuhan  aromatik di Kabupaten Luwu Utara. “Diantara 23 jenis tersebut, terdapat 2 jenis yang paling populer di masyarakat Luwu Utara yaitu Sinangkala dan Kadinge, hasil pengujian kandungan  kimia menunjukkan jika kedua jenis tersebut memungkinkan untuk diolah menjadi produk seperti parfum, aromaterapi, pengharum ruangan, antiseptik, obat-obatan dan produk lain yang bernilai ekonomi” jelas Misto.

Penelitian ini tidak hanya sampai pada identifikasi jenis (nama ilmiah tumbuhan) namun juga melihat seberapa besar rendemen minyak atsiri yang dihasilkan serta menguji kandungan kimia tumbuhan aromatik.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kabupaten  Luwu Utara Abdul Mahfud dalam sambutannya mengatakan, potensi hutan di Kabupaten Luwu Utara sangat besar yaitu sekitar 66,7% dari luas wilayahnya. “Hutan kita di Luwu Utara termasuk penyanggah bagi kabupaten-kabupaten lain di Sulawesi Selatan, tidak menutup kemungkinan masih banyak potensi lain di dalam hutan yang berpeluang dimanfaatkan secara lestari seperti tumbuhan aromatik ini” kata Mahfud.

Sementara itu Ir. Hasnawir Tim Peneliti dari BP2LHK menyebutkan bahwa kayu sinangkala dapat menjadi ikon Luwu Utara, selain aromanya yang wangi dan khas, rendemen minyak atsirinya terbilang cukup tinggi, seperti kulit kayu sinangkala 5,58% dan daun 1,87%. “untuk keperluan produksi minyak atsiri, kami merekomendasikan daun sinangkala, selain tersedia setiap waktu juga karena minyak dari daun ini terpisah dengan air sehingga mudah pengerjaannya, selain itu daun lebih ramah lingkungan” ungkap Hasnawir.

Seminar hasil ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Luwu Utara, yang diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan yaitu SKPD terkait, KPH Rongkong, KPH Kalaena, serta para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Lingkup Kabupaten Luwu Utara. (BSR)